Minggu, 05 Februari 2012

Rinjani...Negeri Diatas Awan

Lombok - April 2011.
Tidak banyak kata yang terucapkan saat saya menginjakan kaki di tanah suku Sasak ini. Tidak dapat terucapkan karena terlalu banyak hanya bisa berdecak kagum. Pulau kecil tapi memiliki potensi wisata sejuta pesona. Hampir semua potensi wisata di pulau Bali terdapat juga di pulau Lombok. sebut saja pantai yang eksotis, gunung yang gagah, air terjun yang  sexy serta adat istiadat yang sakral. semua bisa ditemukan di pulau kecil nan indah ini. dan liburan saya lanjutkan ke pulau kecil di timur Bali ini, pulau Lombok.



Setelah si burung besi menjajakan rodanya di bandara Selaparang dari bandara Ngurah Rai , untuk pertama kalinya saya menapaki pulau kecil nan indah ini. Selain menggunakan pesawat terbang yang pastinya memangkas waktu perjalanan anda karena hanya terbang selama 30 menit dari bandara Ngurah Rai atau selama lebih dari 3-4 jam menggunakan kapal melalui pelabuhan Padang Bai, Bali menuju pelabuhan Lembar di Lombok. untuk alternatif moda transportasi anda apabila ingin ke pulau Lombok bila sedang berada di pulau Bali. Lebih murah. 


Banyak itenary yang sudah saya rencanakan selama seminggu untuk berlibur di pulau ini dan salah satunya adalah mendaki gunung dengan titik tertinggi 3.726 m dpl dan sebagian besar berada di wilayah Lombok bagian utara. Gunung Rinjani. Hiking ini mengingatkan saya akan pengalaman sewaktu SMA dahulu dan sudah hampir terlupakan setelahnya. tapi saya tidak akan mendaki gunung hingga puncak karena akan memakan waktu dan energi yang cukup banyak. Keputusan final akan mendaki hingga danau yang berada di kaldera gunung Rinjani ini. Danau seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m serta terletak di ketinggian 2.000m dpl. Selain itu, cerita dari temanku yang asli Lombok, mas Arie, mengenai cerita akan air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah dan kemudian mengalir melewati jurang yang curam, sehingga hal ini membuat saya tertarik sangat untuk mencicipinya. Selain itu, di danau ini banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl). dan danau ini dikenal dengan danau Segara Anak. 


Saya mengambil waktu tempuh selama 3 hari 2 malam karena rute yang ingin ditempuh hanya sampai danau Segara Anak. Saya mendapatkan harga teman yang relatif murah untuk pendakian ini. Biasanya untuk 1 orang diharuskan membayar penyewaan carrier bag termasuk tenda, sleeping bag, raincoat ataupun yang lainnya. tapi saya mendapatkan setengah harganya. Selama 3 hari 2 malam saya hanya membayar sekitar Rp.800,000,-. Biaya ini masih diluar uang potter. Uang potter biasanya sekitar Rp.100,000,-/hari dan diluar uang tips bagi mereka.  

Setelah semua sudah dipersiapkan di desa Senaru oleh mas Arie, akhirnya pendakian dimulai melalui desa Senaru. Ada 5 orang rombongan saat itu, yakni Saya, Natali, mas Arie dan dua orang potter yang bertugas mempersiapkan semuanya selama pendakian ini. Memasak makanan ataupun memasang tenda serta menjaga kalau ada hewan liar yang mengganggu selama pendakian. Dijamin aman. Mungkin anda yang diluar desa Senaru ini akan berdecak kagum dengan ketangguhan potter disini, mereka hanya bermodalkan sarung , kaos yang menempel di badan serta celana pendek. Plus sandal jepit dengan dua buah keranjang yang berisikan peralatan masak, bahan-bahan makanan dan buah serta tenda. Berat menurut saya. saya tidak sanggup untuk membawa itu. heheh...edann..!!. Bahkan tanpa kelelahan, mereka akan naik lagi jika ada yang menyewa jasa mereka walaupun pagi harinya baru turun dari gunung. Salut. Sebenarnya tanpa potter, pendakian juga bisa dilakukan tapi akan merepotkan. dan saya memilih yang tidak merepotkan..hahaha....


Saran saya untuk anda, apabila dana anda terbatas dan memiliki perlengkapan naik gunung yang lengkap, mungkin jasa potter bisa anda skip dari list anda. Hemat. 




Day 1. 

April 2, 2011. 
Cuaca dingin layaknya wilayah pegunungan, berudarakan basah karena hujan kecil atau gerimis. Matahari cukup malu memperlihatkan kesangarannya pagi itu. Efek dari hujan deras malam kemarin masih menyisakan hingga pagi ini. tapi ini tidak mengurungkan niat satya untuk mendaki si cantik gunung Rinjani. 


Pagi jam setengah 8, saya sudah diinformasikan untuk mempersiapkan diri. Tidak banyak barang yg dibawa, secukupnya. Sisanya saya tinggal di rumah mas Arie sekalian dicuci laundry. lumayan mengurangi beban. Berjalan sekitar 1 jam dari desa Senaru, akhirnya saya mencapai titik awal menuju puncak gunung Rinjani ataupun danau Segara Anak melalui desa Senaru. Sebelumnya saya harus mendaftarkan diri di pos penjagaan yang masih di desa Senaru. hal ini dipergunakan untuk mendata identitas semua pendaki dan menjadi informasi penting apabila terjadi sesuatu selama pendakian. Akhirnya saya disambut dengan plang selamat  datang. Sambutan hangat bagi pencinta gunung yang ingin mencari sensasi wisata akan alam di pulau Lombok. Taman Nasional Gunung Rinjani pintu Senaru. 

Welcome gate to Danau Segara Anak, 
Senaru 

Sebelum menuju danau Segara Anak yang masuk dalam kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Rinjani, saya beristirahat dahulu di rumah penduduk desa yang cuma ada 1 rumah dan berjualan makanan ataupun minuman yang biasa dijual komersil di kota ataupun daerah lain. Tapi untuk harga, bisa dipastikan harga di warung yang berada tepat di depan pintu masuk Taman Nasional Gunung Rinjani ini jauh melebihi yang ada di kota. Butuh extra kerja keras hanya untuk membawa makanan ataupun minuman itu. Jadi, bagi anda yang suka mengemil makanan, saran saya adalah siapkan makanan, minuman bahkan rokok itu pada saat berada di kota. beli secukupnya namun tidak memberatkan punggung anda. tidak akan ditemukan warung yang menjual di atas gunung Rinjani. 



Selain saya, ada beberapa pendaki juga yang menuju puncak. Bulan april adalah awal dari dibukanya Taman Nasional Gunung Rinjani oleh pihak terkait karena bulan inilah tingkat curah hujan sudah mulai berkurang sehingga tidak terlalu mengganggu pendakian. Untuk informasi bagi anda, jangan niat untuk mendaki gunung Rinjani dari bulan Januari-Maret, karena akan tertutup untuk umum. Boleh melakukan pendakian tapi akan dinilai ilegal dan apabila terjadi sesuatu selama pendakian tidak akan menjadi tanggung jawab pihak Taman Nasional Gunung Rinjani. 


Taman nasional ini termasuk hutan basah, selama perjalanan awal akan ditemukan tanah gembur berhumus basah. masih banyak ditemukan hewan-hewan yang aktif hidup di tanah basah seperti cacing, lintah ataupun serangga-serangga yang mengeluarkan suara khas hutan.  

Pos II Gunung Rinjani

Ada sekitar 4 pos yang harus dilalui untuk bisa mencapai puncak gunung Rinjani, namun saya hanya akan melewati 3 pos saja sebelum menuju danau Segara Anak. Pos terakhir merupakan pos terakhir dan memang dikhususkan untuk mencapai puncak gunung Rinjani. Setiap pos berjarak cukup jauh dan semuanya harus dengan berjalan. Ada sekitar 10-15 km per pos nya. untuk anda yang terbiasa naik ojek sebagai armada untuk bisa mempersingkat waktu perjalanan anda, saya sarankan buang jauh itu. tidak akan ditemukan ojek. Selain itu, rute yang semakin menanjak membuat saya harus mengeluarkan extra tenaga. satu pos pun akhirnya saya lalui, waktu yang ditempuh cukup lama. Maklum sudah lama tidak mendaki lagi. heheh...


Waktu tidak terasa walaupun dengan berjalan kaki yang sudah menempuh jarak lebih dari 10km. Pos I sudah saya lewati dengan udara yang terasa segar dan basah. Aman dan terkendali, tidak panas tapi baju sudah basah akan keringat. Jaket yang tadi saya rasa bisa menghalangi udara dingin menyentuh kulit akhirnya saya buka karena gerah. Dingin tapi gerah. Hal yang biasa jika naik gunung. Jika di awal perjalanan, cuaca cukup mendukung tapi dalam sekejap cuaca mendung. Hujan turun tapi belum terlalu deras. akhirnya saya mengenakan jaket lagi dan bak peribahasa satu dua pulau terlampaui, akhirnya saya sudah mencapai pos II. Waktu sudah menjelang sore dan cuaca tidak mendukung untuk melakukan pendakian lagi karena hujan, akhirnya mas Arie memutuskan untuk membuka tenda dan menginap di pos II. 


Dengan sigap, kedua potter memasang tenda dan memasak makanan yang sejak pendakian pagi tadi di desa Senaru belum makan seporsipun. Kacau..ya, pola makan saya berubah mengikuti situasi selama pendakian. 




Day 2. 

April 3, 2011. 
Cuaca cerah. Sungguh indah dan berkesan pagi ini. saya bangun bukan karena alarm dari blackberry ataupun handphone saya melainkan karena suara burung berkicau di dekat pos II, tempat dimana tenda saya didirikan. Amazing..!!! 

Jangan khawatir untuk sarapan pagi, karena sudah disiapkan oleh potter. semua yang saya mau dan tersedia pasti akan dimasak. Sayangnya saya cukup segan untuk menyuruh potter. Maklum, usia yang sudah tua sehingga merasa sungkan. memang untuk rasa tidak terlalu enak, so-so lah, tapi itu dirasakan tidak penting. karena perut saya akan menerima apapun makanan itu, enak atau tidak. Ini digunakan untuk mengembalikan energi yang hilang kemarin untuk melanjutkan pendakian lagi menuju pos III. treknya lebih menantang dengan perubahan struktur tanah antara tanah gembur basah beralih ke tanah berbatu. 

Setelah beradaptasi selama perjalanan diawal, pendakian dari pos II ini saya rasakan tidak terlalu bermasalah. Santai. tidak terlalu letih. Berenergi. Setelah dirasakan kenyang dan siap untuk pendakian, akhirnya saya mendaki lagi meninggalkan kedua potter saya. walaupun saya berjalan duluan, biasanya potter tadi akan menyalip saya. Tenaga Kuda

Perubahan vegetasi juga mulai terlihat, jika di pos I ke pos II banyak didominasi tanaman bervegetasi hutan basah dengan ciri khas pohon berkambium besar dan berdaun besar, tapi perjalanan dari pos II mulai terjadi perubahan. Banyak mulai didominasi tanaman berdaun kecil, hal ini disebabkan untuk mengurangi respirasi. udara mulai dirasakan sedikit tapi masih bisa untuk bernafas. nafas saya mulai tersenggal-senggal. Perpaduan antara keletihan fisik juga komposisi udara yang semakin sedikit.  

Ditengah-tengah perjalanan menuju pos III, hujan mulai menyambut saya. Tidak ada tempat untuk berlindung dari hujan, dan tidak mungkin untuk berhenti. karena hujan ini sepertinya pelan tapi sepertinya akan awet. Cara lain yang harus saya lakukan adalah memakai raincoat. Bak penguin di tengah hutan lebat gunung Rinjani, saya harus berjalan. Air hujan sudah mulai merambah sepatu kets saya. Sepatu kets merek terkenal tidak berlaku di gunung Rinjani. Untuk anda, jangan memakai sepatu kets apabila ingin mendaki gunung. Pilihkan alas kaki yang memiliki struktur kasar sehingga bisa mencengkeram lebih baik di tanah yang berstruktur kasar di gunung. Sandal gunung juga boleh. Lebih bagus lagi sepatu yang memang dikhususkan untuk naik gunung. Selain mencengkeram lebih baik juga menghindari hewas buas yang berada di permukaan tanah seperti ular.  

Akhirnya saya mencapai pos terakhir, Pos III, sebelum menuju danau Segara Anak. Satu tempat yang memang khusus disediakan untuk beristirahat bagi para pendaki gunung Rinjani. Hujan semakin lebat dan waktu semain sore. Badan saya basah, bercampur antara keringat dan air hujan. Ingin rasanya mandi, tapi di gunung Rinjani ini tidak menyediakan tempat khusus untuk mandi. dan juga air nya semakin dingin kayak es. bukan nya segar , yang ada nanti saya malah rematik. jadilah selama 2 hari naik gunung, saya tidak mandi. LOL.

Kopi dan nasi goreng sudah tersaji dengan hangat oleh potter. Pas. Udara dingin karena hujan dan perut saya yang sudah lapar terkuras energi membuat kondisi ini klop. Cakep.

Sepatu kets saya yang menanggung beban medan trek cukup keras dari awal pendakian akhirnya mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Sol sepatu kets saya menganga. bukan hanya depannya tapi semuanya. Jadilah sepatu saya, minta jatah makan juga. Sad... Sol sepatu lepas dari atasnya karena melewati hujan yang menjadikan becek sehingga sepatu saya sering terendam air. Namun pendakian belum selesai, dan sepatu harus dipakai karena saya tidak membawa alas kaki lainnya semisalnya sepatu. sambil makan, saya mengobrol dengan mas Ari ataupun Natali ngalur ngidul tapi badan saya yang sudah letih dan malam yang dingin karena hujan menjadikan saya mengantuk. so, Saya tidur dulu yaa.. ZzzzZZZzzz..


Day 3. 

April 4, 2011. 
Pagi yang cerah dan seperti hari sebelumnya, saya dibangunkan dengan kicauan burung. Damn, its so great. Tidak pernah saya merasakan hal ini selama di Jakarta. Melihat burung saja sangat sulit, apalagi mendengarkan kicauannya. 

Kebingungan meliputi saya di pagi ini, tidak mungkin mendaki ke pelawangan Senaru tanpa alas kaki. Struktur tanah yang berubah dari tanah berbatu menjadi bebatuan, sehingga tidak memungkinkan untuk lepas sepatu. Sakit... Akhirnya, ide cemerlang muncul dari salah seorang potter, beliau mencarikan tali dari sepatu yang sudah tidak terpakai dari pendaki-pendaki sebelumnya. great and thanks sir... dan tali sepatu itu ditalikan ditengah2 telapak kakiku agar sol sepatu dan atasnya menjadi lebih rapat. 

Ada sekitar 2 jam saya mendaki gunung rinjani yang didominasi vegetasi puncak gunung, tanaman pinus serta berbatuan terlihat di sepenglihatan mata. Saya berada jauh di atas pulau Lombok. 


View menuju Pelawangan Senaru



Setelah melihat pos Pelawangan Senaru tidak terlalu jauh, saya semakin bersemangat namun tetap hati-hati. salah sedikit, nyawa bisa terancam. Kanan kiri jalan berupa jurang. Seram... Saya kagum dengan karya ciptaan Tuhan, gunung Rinjani. Jantan namun Indah. Tak bisa terlukiskan kata-kata lagi. semakin memotivasi saya untuk segera sampai ke pelawangan Senaru. Selangkah lagi menuju danau Segara Anak. come on...!!!


Sepatu yang rusak tidak mengganggu saya untuk mendaki. malah inilah yang memicu. And Yes, I'm here. Di pelawangan Senaru. Dalam bahasa sasak, Pelawangan berarti puncak. jadi jika diartikan Pelawangan Senaru yakni Puncak Senaru. 


Saya mengagumi gunung Rinjani ini. dan tidak salah jika gunung Rinjani sebagai icon pulau Lombok dan merupakan gunung yang masih aktif. Saya merasakan seperti berada di sebuah negeri yang berada diatas awan. Indahnya. Gunung Rinjani ini bertetanggaan dengan gunung yang pernah menggemparkan dunia dengan keaktifannya serta letusannya, gunung Tambora di Nusa Tenggara Timur dan gunung Agung di pulau Bali. Ketiga gunung ini berada dalam cincin aktif gunung berapi di Indonesia wilayah timur. 



View dari Pelawangan Senaru kearah 
danau Segara Anak dan Gunung BatuJari


Setelah menyaksikan keelokan gunung Rinjani dan gunung Batujari dari pelawangan Senaru serta keeksotisan danau Segara Anak, akhirnya saya mengkonfirmasikan kepada mas Arie kapan akan segera turun menuju danau Segara Anak. Tak sabar rasanya. namun, hasil mengecewakan saya dapatkan.  Saya tidak bisa menuju danau Segara Anak, karena akses ke camp di danau Segara Anak itu sedang meluap. Bisa sih untuk dilewati, tapi harus berenang. dan air danau pasti dingin hingga menyentuh tulang. Akhirnya saya urungkan niat itu. jadi 2 jam saya habiskan untuk menyaksikan danau Segara Anak dari pelawangan Senaru saja. Sedih. Tapi saya tidak mau mengambil resiko karena liburan saya masih panjang, dan tidak ingin semuanya berakhir di danau Segara Anak jika nanti saya jatuh sakit. Cukup terhibur karena apa yang saya lihat, apa yang saya rasakan, apa yang saya dengar di atas pelawangan Senaru ini cukup indah. Tak terbayangkan. 


Sambil potter menyiapkan makan siang, saya berjalan menurun tapi tidak jauh dari pelawangan Senaru. 


Makan siang selesai dan saya akhirnya turun gunung. namun tidak terasa letih. Tidak sampai 4 jam saya sudah sampai di depan pintu masuk Taman Nasional Gunung Rinjani. Pendakian yang menyenangkan walaupun tidak sampai ke garis akhirnya, danau Segara Anak. tidak mandi selama 3 hari tidak menjadi masalah bagi saya. Tapi inilah yang menjadi nilai lebih. heheh..

Saran saya untuk anda yang ingin mendaki gunung Rinjani adalah di bulan-bulan pertengahan tahun  karena cuaca relatif bersahabat tetapi pendakian akan ramai karena liburan anak sekolah juga. 









With Leisure, 




Mks
Gunung Rinjani, April 201I





Tidak ada komentar:

Posting Komentar