Jumat, 17 Februari 2012

BATAL


Ngedate Gagal.


Wanita itu menerima pesan singkat di handset Blackberry saat subuh. Mungkin pesan itu sudah dikirim dari si lelaki tersebut sejak malam hari. Wanita itu tertidur.

'Aku tidak bisa malam nanti, mantan istriku sakit. jadi Aku tidak bisa meninggalkan anakku...'. pesan singkat itu terbaca oleh wanita itu ketika terbangun.
'hm...it's oke. mungkin lain kali mending tidak usah janjian. lebih enak dadakan..'. pesan balasan segera terkirim sesaat nyawa kesadaran belum sepenuhnya terkumpul. 

Wanita itu pun meninggalkan Blackberry-nya dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap untuk pergi ke kantor. Kira-kira jam setengah 6 pagi saat itu. 

Blackberry Wanita tersebut berdering sesaat mandi. Tidak terangkat. 3 missed calls.  

Tak sampai setengah jam berdandan, tampak balasan pesan Blackberry muncul dengan icon di layar. Wanita itu langsung membuka pesan tersebut. Suprised..



'kalau bukan karena ibunya anak-anak sakit, Aku tidak mungkin membatalkan ajakan itu..'. 

Dirasakan panggilan telepon itu penting, Wanita tersebut menelpon balik nomor yang tercatat di layar Blackberry-nya. Missed call. 

        |Hallo, Mas Albert. Maaf gak keangkat tadi lagi mandi.
        |it's oke.Maaf,Aku memang tidak bisa malam nanti,karena ibunya Laksmi sakit. 
          jadi Aku tidak bisa meninggalkan anak-anak.
        |Ya,gpp Mas Albert. mungkin lain kali mending gak usah janjian.dadakan aja lebih enak.
        |kalau bukan karena ibunya Laksmi sakit, Aku tidak mungkin seperti ini.

Terdengar suara lelaki di ujung koneksi GSM tersebut meninggi.
        
        |jadi mau bareng gak nih?.
        |gak usah deh Mas Albert. Aku pergi sendiri saja naik taksi.
        |yakin?.
        |Yup.

Koneksi terputus.

Sebuah ajakan untuk menonton acara Stand Up Comedy di Bentara Budaya Jakarta sepulang kantor nanti. Jumat Malam. Sebuah acara yang jarang bahkan tidak pernah ditonton oleh si Wanita. Tapi hilang sekejap euforia itu. Seharusnya malam ini akan menjadi seperti ngedate. waktu yang pas. pas disaat anaknya si Lelaki dititipkan ke rumah mantan istrinya. serta pas di saat suami di Wanita pergi keluar negeri 1 hari untuk urusan kerjaan. 

Sebuah jawaban Wanita tersebut sebenarnya mengartikan benar-benar tidak apa-apa. Jujur. Namun dipersepsikan berbeda oleh si Lelaki. Kebiasaan jelek si Wanita yang terlalu cepat menjawab di saat belum sepenuhnya sadar benar. Tanpa terkadang memikirkan lebih jauh reaksi dari si Lelaki dengan apa yang akan dituliskan. 
Perbedaan persepsi antara tulisan dan lisan sanggup mengaburkan makna sebenarnya dari sebuah pesan yang ingin disampaikan

Wanita itu tertegun. Tidak menyangka akan mendapatkan jawaban yang singkat tapi menohok. Dirasakan seakan tidak terima oleh Lelaki tersebut dengan pesan balasan Wanita tersebut. Perdebatan tidak penting di pagi hari. Respon jawaban Lelaki tersebut terkesan marah. Tidak terima. dan tidak lama berselang dari balasan pesan singkat itu, status dari profil Lelaki tersebut berubah.
 I am what I am for all that I am

Wanita tersebut pun mengerti. dan bergegas menuju kantor dengan taksi.



Kantor di Bilangan Gatot Subroto


Saya dan Wanita tersebut cukup intens untuk sekedar menceritakan apa yang kita alami. Kesamaan sifat dan sikap menjadikan sering curhat. Tidak ada maksud lebih dari sekedar curhat-an sesama teman. 

Wanita, "woi, ...", panggilnya kepada saya.
Saya, "yup...", menjawab sambil tidak berpaling ke arahnya.
Wanita, " woiiiii.....", panggilnya lagi.
Saya, " ya..kenapa ?",  sambil Saya berpaling ke arahnya dan Wanita tersebut mendekatkan kursi kerjanya kearah saya.

Sesuatu yang Saya rasakan penting. Kayaknya

Wanita, " you know what. gue pagi-pagi udah berdebat dengan Doi. Hal yang penting banget sih, Genk...".

Tuturnya bersemangat namun dengan setengah suara. terutama dalam menyebutkan nama lelaki tersebut. 

DOI. Sebuah kode morse antara Saya dan Wanita tersebut untuk mengkamuflasekan sosok Lelaki tersebut. 

dan yang paling dikhawatirkan adalah apabila ada recorder yang siap sedia merekam dengan apa yang terdengar dari sekeliling Saya dan Wanita tersebut di pagi itu. Sebuah situasi yang mesti dijaga rapat-rapat. SANGAT. 

"Gue terima BBM dari Doi pagi-pagi.mungkin DOI ngirimnya malam atau pagi nya, kalau DOI gak bisa jalan nanti malam.Mantan istrinya sakit, jadi anaknya gak mungkin bertukar pelajar.jadilah DOI kudu pulang jaga anaknya...", tutur Wanita tersebut kepada Saya sambil sedikit emosi.
"salah gue juga kali yah, njawab saat belum sadar.tapi gue bener-bener gak apa-apa..tapi kesannya DOI marah dan gak terima gitu deh...". 

Saya termanggu, " emang lu ngomong gimana coba ?". 

Wanita, " gue jawab kalau emang gak apa-apa. Surely. tapi mungkin DOI ngerasanya beda kali ya,genk...!!". 
"menurut lu statusnya DOI kayak gitu apa?". 


Saya tahu benar kondisi Wanita ini. Kalau memang tidak apa-apa dengan dirinya, mengartikan benar-benar tidak terjadi apa-apa. Everything is gonna be alright. Jika Wanita ini dirasakan hal itu sepele dan dirasakan tidak penting, bisa menjadi big problem menurut si Lelaki. 

Saya pun mengiyakan. Memang orang seperti kita yang sifatnya seperti ini sering tercetus hal-hal spontan tapi terkadang tidak bisa sehati dengan  persepsi orang lain yang ada di dekat kami. 


*TOSS....*



Terlihat sebuah kelegaan dari raut muka Wanita tersebut dengan curhat paginya kepada Saya. Walau sedikit galau namun mampu ditutupinya. Good Job !!!. 


Ngedate pun batal. 






With Literature, 


MKS
Jakarta, 17 Feb 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar