Kamis, 19 Januari 2012

Dejavu

Kususuri jalan setapak itu dengan tergesa-gesa. Jalan kecil yang sepi serta kurangnya lampu penerangan jalan membuat langkahku terasa jauh. Padahal menuju rumahku yang berjarak tidak lebih dari 500m dari jalan raya telah biasa Aku anggap terlalu dekat. Tak kuhiraukan lagi rasa kantuk yang sejak di busway terakhir tadi menerpaku ketika Aku menyadari sesosok siluet tampak membuntuti ku sejak aku turun dari Busway. Rasa dingin membuatku semakin mempercepat degup jantungku..dug..dug..dug.. 

'Siapakah gerangan ?',gumamku dalam hati dan semakin mempercepat langkahku. Langkah setengah berlari. 


Semakin aku mempercepat langkahku, semakin cepat juga terdengar langkah kaki di belakangku. Oh God, siapa yang mengikutiku sejak tadi .. Aku tidak bisa memastikan siapa yang dibelakngku. Pria kah?Wanita kah? damn...Mengapa di saat ini. Saat Aku untuk pertama kalinya harus lembur mengerjakan laporan tahunan kantorku yang harus di-submit besok ke Managerku. 

Sebuah kebiasaanku untuk selalu pulang tenggo, karena harus mengejar busway dan menghindari kemacetan yang luar biasa. Perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu merupakan makanan setiap hariku. Konsekuensi pekerja di kawasan Central Business District (CBD) di pusat kota Jakarta dan menetap di pinggir kota Jakarta. hufh..!!!

Kepanikan dan ketakutanku membuatku tidak bisa berpikir dengan akal sehat dan cepat. Blank. Aku tidak tahu apa yang harus Aku lakukan. Terus berlari atau diam dan berbalik. Hanya  komat kamit yang bisa ku refleksikan, berusaha untuk menenangkan diriku sendiri. Tapi Aku tidak menyelesaikan apa yang harus Aku lakukan.

Ingin rasanya diam dan berbalik ke sesosok yang mengikutiku dari tadi. Banyak imajinasi yang keluar dari otakku. Kalau dia malah menyerangku, bisa-bisa aku diperkosa bahkan dibunuh seperti kasus-kasus yang marak akhir-akhir ini terutama untuk wanita yang pulang malam. 'hiiiighhh....semakin membuatku ketakutan..', ungkapku dalam hati. Kecut.

dan Aku semakin memacu langkahku lagi. 

brett.... terdengar suara lampu jalan tidak menyala di depanku. 
'Arggh....Kenapa saat-saat seperti ini mati..', geramku hanya bisa komat kamit memaki PLN yang sudah sering dikeluhkan oleh masyarakat sekitar karena lampu ini sering byar-pet.  Dan setahuku baru minggu kemarin diperbaiki oleh PLN dan kenapa saat ini mati dengan tiba-tiba. 

Hembusan angin dingin menerpa wajahku membuatku berjaga dan waspada untuk setiap langkah di depanku yang menjadi gelap. Kuperlahankan langkahku agar tidak tersandung dan terjatuh. Karena Aku tahu, di bawah pancaran lampu yang baru mati ini, banyak 'ranjau' dan kondisi yang baru hujan. Sehingga banyak genangan.

'Kok terasa jauh  yaa.....', 
Aku berjalan pelan sehingga semakin terdengar keras suara langkah di belakangku. Kira-kira selisih 3 langkah. Degup jantungku semakin tidak karuan..

Kucoba untuk mempercepat langkah tapi pundakku ditahan oleh sesosok yang sedari tadi sudah dibelakangku. 'aaaachhh....', jeritku sambil melepaskan tangan yang akhirnya aku mengetahui bahwa 'dia' adalah seorang pria. Aku menyadarinya dari telapak tangannya yang besar dan terasa kasar. Rasanya detak jantungku berhenti sesaat.  

Sulit untuk melepaskan tangan tersebut dari pundakku sambil berusaha berlari. Semakin aku berlari, semakin kencang genggaman tangan pria misterius tersebut..

Baru dua langkah aku mencoba berlari di jalan yang sempit dan gelap dan membuyarkan pandanganku ke depan. dan 'brukkk.....', Aku terjatuh karena berusaha menghindari 'ranjau' dan badanku tertimpa juga oleh pria misterius itu.  

dan seketika aku terdiam...


Continued part 2. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar