Senin, 23 Januari 2012

Cinta Sebatas Mimpi..

Menjalin sebuah hubungan sudah lumrah sebagai seorang manusia yang dianugerahi akal dan pikiran. tidak memandang sebuah gender, apakah itu seorang pria ataupun wanita. itulah inti dari seorang humanis. Relationship.

Sebagai seorang wanita yang sudah memiliki bahtera rumah tangga yang bahagia, tidak ada niatku untuk berpaling dari semua itu. Memiliki seorang suami yang mengerti kondisiku yang bekerja full day di sebuah perusahaan asing di bilangan Gatot Subroto serta dianugerahi oleh Sang Khalik seorang putra yang lucu dan kini memasuki usianya yang 3 tahun. 

Tinggal di pinggiran Jakarta membuatku harus memutar otakku untuk tiba di kantor dengan tepat waktu dan tidak bisa mengandalkan antar jemput dari suamiku yang notabene memiliki pekerjaan lapangan. waktu kerjanya tidak bisa dipastikan. Tergantung proyek. 

Aku memahaminya. 


Berawal dari perkenalanku dengan Albert saat akhir tahun 2011. Aku dan Albert berada di gedung dan kantor yang sama hanya berbeda departemen saja. Obrolan pun mengalir begitu saja. bersambut. hingga aku mengetahui bahwa rumahku dan rumahnya ternyata tidak jauh. Searah bahkan. 'Bisa nebeng nih...', pekikku dalam hati. Setelah aku mengetahui bahwa Albert juga membawa mobil setiap harinya dan selalu membutuhkan joki 3 in 1. Kondisi kantorku dan Albert yang termasuk dalam kawasan bebas 3 in 1. dengan sukarela aku menawarkan diri dan Albert menerima dengan senang hati. 

Simbiosis mutualisme

Banyak hal yang mengalir setiap kali pembicaraan antara aku dan Albert ketika di mobil. ketika berangkat ataupun pulang kerja. nyambung aja. Semua diobrolin. dan aku merasa nyaman dengan Albert.  

Tersihir magic.

Wajah Albert tidak ganteng. jauh dari tipikal yang aku suka. tapi ada sesuatu dari Albert yang menarik buatku. Aku pun tidak tahu itu. hanya hatiku yang tahu. He's nice to me and could threat a woman as well. Semakin sering aku berangkat dan pulang kantor bersama dengan dia. bahkan seringnya berdua. so romantic like magic. Aku semakin terbuka dengan Albert, begitu juga sebaliknya. Semua aku ceritakan mulai dari suasana kerjaan di tempatku hingga rumah tanggaku tanpa ada rasa sungkan. terutama tentang anakku, Boy. Albert bisa menerima itu. 

Albert juga menceritakan kondisi keluarganya saat ini. He's divorced. Biduk rumah tangganya tidak bisa dipertahankan lagi karena perbedaan prinsip yang tidak bisa  diselesaikan lagi. Tapi hubungan Albert dan mantan istrinya masih terjalin dengan baik karena dua orang putri yang saat ini sudah bersekolah. Akan tetapi hak asuh sepenuhnya di tangan Albert, tapi setiap seminggu sekali salah satu putri mereka akan bertukar rumah. 

Family man.

Walau hak asuh di tangan Albert, tapi tidak menutup pintu mantan istrinya dan kedua putrinya. Albert tahu, bahwa kedua putrinya masih membutuhkan seorang sosok wanita untuk membentuk karakternya sebagai seorang perempuan. 'Wise banget...', ungkapku dalam hati. He knows how threat people as well who he loves around him

Cinta terlarang.

Rasa itu semakin ada semakin meningkat. Aku menyadari itu. rasa sayang ku ke Albert menjadi-jadi akhir-akhir ini. Aku tahu aku salah. tapi aku tidak ingin hilang rasa itu. Rasa itu juga bersambut oleh Albert. 'Tuhan..tolong aku..'. 


ps: A story from my friend and I dedicated it to my friends who struggle with this situation.  

with letter..

Mks, 
Jakarta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar