“ A Good Traveller Leaves no Track ”
– Tao Tse Chung
–
Taman Nasional BUNAKEN |
"Welcome to the my paradise.....",
Sebuah penggalan lagu dari band reggae di Indonesia yang bisa merepresentatifkan tujuan saya kali ini di utara pulau Sulawesi. Sebuah pulau kecil yang menjadi salah satu taman nasional di Indonesia dan menjadi primadona di kalangan pencinta bahari baik wisatawan domestik maupun luar negeri. Bahkan tidak jarang juga digadang-gadang sebagai salah satu surga bawah laut di utara pulau Sulawesi.
Bunaken.
Tapi apa sih cantiknya Bunaken..?. Bagi saya, sebuah jawaban yang keluar dari mulut saya bukan semata-mata berdasarkan sebuah opini namun berdasarkan pengalaman. Apa yang saya lihat, saya rasa dan saya nikmati. Banyak orang mengatakan "Hei mungkas, Bunaken bagus banget..", namun ada sebagian juga yang mencibirnya " Bunaken?, apa bagusnya tuh..rugi ke sana...".
Pendapat yang kontradiktif sering terdengar di telinga saya. Tapi kali ini saya 'abstain' dulu. 'Ih..kok abstain sih...".
Pantai Pangalisang |
"Mas dari Jawa yah..?Sudah pernah ke Manado sebelumnya kah ?", Sebuah pertanyaan yang saya dapatkan ketika bertemu dan mengobrol dengan orang lokal ketika berada di kota Manado. Seseorang yang baru pertama kali di sebuah tempat dan seorang diri rasanya cuma saya di kala itu. Clingak-clinguk di dalam pete-pete dari terminal Karombasan menuju terminal Paal Dua dan dilanjutkan ke pasar Empat lima. Jujur, kala itu saya tidak tahu banyak tentang Manado. Modal saya adalah dari kumpulan blog traveller yang sudah saya rangkum dan sebuah 'kitab' traveller dunia. Bodohnya, semua sumber informasi tersebut saya simpan di tas kerir saya. Yang ada saya cuma bermodalkan ingatan dan banyak 'kepo' kalau bahasa anak sekarang alias want to know ajah alias nanya.
Tapi itulah seni travelling ala backpacker. Semakin banyak Anda bertanya, semakin banyak informasi lokal yang bisa Anda dapatkan yang bahkan belum pernah diinformasikan kepada orang lain.
Tips 1: Jangan pernah menempatkan sumber informasi utama Anda di tas utama Anda. Letakkan di tas kecil yang gampang untuk dibuka saat di perjalanan. Merepotkan.
Orang Manado yang saya tanya selalu memberikan informasi yang benar dan cukup membantu saya untuk bisa sampai dan menikmati keindahan surga bawah laut Bunaken. "Mungkin tampang saya yang nelangsa jadinya dikasihani..lol'.
Menuju Bunaken tidaklah sulit dan tidak jauh dari kota Bunaken. Intinya Anda harus naik dari pasar Jengki dan naik speed boat untuk menyebrangi laut menuju kepulauan Bunaken. Sore itu, karena saya sendiri dan satu-satunya orang lokal yang akan menyebrang jadinya cukup terlihat sekali kalau saya baru pertama kali di Manado.
Tips 2 : Duduk dan dekati kerumunan orang lokal untuk bertanya tentang tujuan yang ingin Anda datangi.
Saya mendapatkan banyak informasi dan bantuan dari orang-orang di sekitar pelabuhan tersebut, walaupun raut muka mereka terlihat menyeramkan namun baik kok. 'Sapa tau hatinya Rinto..:)'.
Dari pelabuhan saya, berkenalan dengan salah seorang yang bekerja di penginapan di pulau Bunaken tepatnya di pantai Pangalisang. Walaupun dia, bekerja di salah satu penginapan namun tidak memaksakan untuk memilih penginapannya. Bahkan semua penginapan yang ada diinformasikan juga termasuk di pantai Liang. 'Good marketing.. Don't push your customer but give them alot of information but keep underline your sales..".
Saya merasa terbantu dan kebenaran juga bersama saya ada sepasang turis bule dari Amsterdam baru tiba dari Gorontalo yang melakukan perjalanan selama 25 jam. Kita akhirnya semuanya memilih di penginapan yang sama di pantai Pangalisang. Begitu saya akan mendarat di pantai Pangalisang, sedikit terkejut. 'Mengapa ..?'. Bunaken yang merupakan sebuah pulau dan katanya bagus ternyata untuk pantainya boleh dibilang jauh dari yang saya bayangkan. Pantainya berpasir coklat dan tertutup dengan pepohonan bakau sehingga tidak memperlihatkan keindahan Bunaken sepenuhnya.
"So, cuma begini yah Bunaken..?", begitu yang terutama oleh saya ketika pertama kali tiba di pulau Bunaken. Saya sendiri kaget. 'Kok tidak seperti yang di foto-foto yah..?'. Well, sebuah pepatah mengatakan 'Don't judge by its cover' demikian juga dengan Bunaken.
Tips 3 : Jangan menganggap semua informasi yang diberikan itu salah, terima dulu baru kemudian diputuskan.
Perjalanan laut selama 30 menit tidak terasa dan 'Jreng..jreng..', kembali lagi saya menikmati travelling saya seorang diri sebagai tamu resort yang orang lokal sedangkan lainnya bule. Kalaupun ada orang lokal itupun sebagai pekerja. I got own room and cheap prize than others.
Gunung Manado Tua |
Sekedar informasi, saja Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di teluk Manado, terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di pulau Bunaken ini merupakan Taman laut ini didirikan pada tahun 1991, terdiri dari lima pulau yang berpenghuni yakni Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen. Sisanya merupakan laut. Taman Laut Bunaken memiliki daya tarik yang bisa memanjakan mata para wisatawan karena taman laut ini memiliki keindahan bawah laut seperti terumbu karang dan biota laut yang masih alami, selain itu wisatawan dapat menyelam. Ingat bawah laut. Disini juga memiliki ±390 species terumbu karang, alga, rumput laut dan juga memiliki species ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.
Menikmati 'Malam Pertama' di Bunaken sangat saya nikmati. Setelah makan malam dan mengobrol dengan beberapa bule menjadi sebuah kehangatan tersendiri. Mereka semua senang dan sangat menikmati keindahan Bunaken bakan ketika itu cuaca cerah bahkan Full moon sangat cocok dengan bisa menikmati angin laut dan duduk di pinggir pantai. Sya tidak ingin menghilangkan moment itu. Menikmati sesuatu yang 'lokal' merupakan keinginan saya untuk menikmati malam. Cete merupakan hal yang saya rindukan semenjak tahun lalu di Togean. Minuman asli Sulawesi Utara dan langsung di kotanya merupakan suatu hal kebanggan. Tapi tidak terwujud, yang ada hanya bir yang banyak dijual bebas dan bisa dibeli di Jakarta juga. But, its oke than never at all.
Asik duduk di pinggir pantai, saya dikunjungi orang lokal dan mengajak saya minum minuman 'asli'. "oke, sapa takut..Gratis juga..hehe". Mengobrol ngalur ngidul tentang saya-mereka-dan Bunaken bahkan obrolan mengenai keluarga mereka sendiri menjadi obrolan yang tidak mengenal waktu bahkan hingga pukul 12 malam Wita. Hal inilah yang saya rindukan dari sebuah perjalanan.
Tips 4 : Save water, drink Beers, Beer and talks.
Karena saya, ingin menikmati keindahan sebenarnya dari Bunaken dan memutuskan saya harus diving walaupun cuma 1 log. Keesokan harinya saya menyelam di pulau Bunaken dive spotnya bernama 'Cave diving'. mengapa dinamakan demikian karena di spot ini terdapat underwater great walls atau yang disebut hanging walls yaitu dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas bak sebuah gua atau cave. Bahkan ketika saya turun, saya sempat menyaksikan schooling fish, cantik. Hal inilah yang menjadikan keindahan bawah laut Bunaken yang mampu membuat para wisatawan tertarik untuk berkunjung ke pulau Bunaken bukan hanya sekali namun hingga berkali-kali.
Apabila Anda yang belum memiliki license menyelam. snorkeling juga tidak kalah seru kok. Bahkan keindahannya dapat terlihat dari atas permukaan laut. Coral dan ikan kecil warna-warni yang cantik banyak hilir mudik di laut Bunaken. Sayang untuk dilewatkan.
Tips 5 : Untuk menikmati Bunaken, Anda harus menyaksikan bawah lautnya. Surga.
Karena saya menginap di Bunaken di pantai Pangalisang, rasanya kurang afdol jika hanya disitu saja. Saya berjalan mengelilingi pulau yang seharusnya bisa dengan meng-ojek namun sebagai traveller sejati saya tolak. Saya berjalan walaupun jaraknya jauh cuy. 1 jam saja perjalanan dari pantai Pangalisang ke pantai Liang dan itu ONE WAY. Catet, ONE-WAY. Tidak rugi, karena saya banyak menyaksikan kehidupan orang Bunaken asli yang masih alami bahkan babi ada dimana-mana.
Jika pantai Pangalisang dan resort-resortnya banyak disinggahi oleh orang bule berbeda dengan pantai Liang. Di sini dominan orang indonesia yang memang hanya ingin menikmati Bunaken dan itupun hanya sebentar. Pergi pagi menjelang siang pulang siang menjelang sore. At least udah bisa mencatatkan diri "I'm in Bunaken" via fousquare maupun layanan sosial media lainnya.
Bahkan yang mengejutkan saya adalah ketika ada segelintir orang yang berargumen "Yah..Bunaken cuma gini doang...pantainya gak seru..". Saya yang mendengarnya ingin rasanya menciduknya dan langsung membuang ke tengah laut dan menyaksikan wall di bawah laut. Tapi saya cuma bisa tersenyum kecut saja mendengar pernyataan tersebut
Tips 6 : Untuk menikmati Bunaken, apabila Anda suka dengan hal-hal yang sepi dan tenang seperti saya, Anda bisa memilih pantai Pangalisang. Namun bila sebaliknya, sebaiknya di pantai Liang.
Karena kedua pantai ini bertolak belakang letaknya dan jauh. Tipikal travelling dari kedua pantai ini juga berbeda. Apabila Anda menuju pantai Liang, pantai ini penuh dengan penjual dan biasanya dikunjungi orang lokal /Indonesia yang memang suka dengan keramaian. sedangkan pantai Pangalisang kebalikannya. Pantai ini lebih sepi dan sehingga disukai bule-bule. Dan saya pun memilih travelling ala bule. Pangalisang-lah yang saya tuju.
Lagi (lagi), sebuah efek mengobrol dengan dua kebudayaan yang berbeda yakni asing dan lokal sehingga setiap pertanyaan saya tentang penilaian mereka tentang Bunaken dan jawabannya berbeda 180 derajat. Jika bule meresponse dengan "Bunaken is the best places" sedangkan orang Indonesia hanya melihat sesuatu yang tampak di daratan. Bahkan ada 1 orang bule asal prancis yang menghabiskan 2 bulan liburan nya di Indonesia dan hanya di Bunaken saja. so, what should I say again about Bunaken after this.
Apabila orang Indonesia yang berliburan di pulau Bunaken kebanyakan tidak (mau) basah atau bermain air hanya di pinggir pantai yang pasti tidak dapat melihat keindahan bawah laut Bunaken sebenarnya. Alasan klasik : tidak bisa berenang. Hmm.. so, why you pay more if you're play on the beach only.
Tips 6 : Liburan itu seperti bule, semuanya harus dinikmati. Jangan cuma sebentar saja dan yang penting bisa eksis. You're wrong. Enjoy each part of it.
Sunset di Bunaken |
Menikmati sebuah perjalanan tidak hanya keindahan alamnya namun juga kehangatan atmosfer kehidupan masyarakatnya. Kala itu jaraknya tidak terlalu jauh dari pantai Pangalisang, hanya dengan berjalan kaki , saya bisa menyaksikan keindahan alan pulau Bunaken cukup menyenangkan. Selain itu di pantai Pangalisang terdapat kampung kristen dan kampung islam yang jaraknya berdekatan (tetangga). Namun keduanya damai. Agh, menyenangkan. Sebuah kedamaian sama seperti saya menunggu senja tenggelam di balik gunung Manado Tua.
Katanya traveller yang bagus tidak boleh meninggalkan jejak di setiap tujuan perjalanannya, namun saya meninggalkan sebuah pengalaman berkesan di Bunaken. Pengalaman akan sebuah penggalan kenangan di surga bawah laut Bunaken. Salah kah ?.
So, Anda tertarik ke Bunaken ?
Have a great travelling and create your own journey.
With Leisure,
MKS
Bunaken, 25 May2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar