"Pernahkah Anda merasakan sebuah ketakutan dalam diri Anda? Mengapa Anda bisa merasakan ketakutan ini dalam diri Anda ? dan ketakutan seperti apakah yang Anda rasakan...? "
Menurut Abraham Maslow dalam sebuah kerangka hierarki kebutuhan, menempatkan rasa aman (sekuriti) sebagai kebutuhan kedua yang sangat penting, bilamana kebutuhan pertama telah terpenuhi yaitu kebutuhan fisiologis (pangan, sandang, papan). Kebutuhan rasa aman itu sendiri adalah keterbebasan dari ketakutan ancaman fisik dan perampasan kebutuhan pokok fisiologis, serta keterjaminan kehidupan, baik untuk sekarang maupun masa yang akan datang. Bilamana seseorang dalam kondisi ketakutan akan kebutuhan rasa aman, maka jelas kebutuhan yang lain akan terabaikan.
Adanya sebuah ketakutan itu sudah ada sejak jaman purba. Manusia cemas dalam hidupnya. Tidak merasa aman sehingga manusia berusaha untuk bisa bertahan hidup dengan menghindari makhluk predator lainnya dan juga fenomena alam. Ketika fenomena alam mulai dapat dikendalikan, dan pikiran manusia mulai berkuasa maka rasa takut yang semula dibangun di luar dari diri manusia, kini mulai bergerak masuk pada hati manusia, sehingga ketakutan terbesar umat manusia, ternyata ada dalam diri manusia itu sendiri.
Peradaban manusia adalah kecemasan dalam menghadapi rasa ketakutan itu sendiri.
Ketakutan yang berlebihan terhadap suatu penyakit biologis tertentu, justru akan menyebabkan penyakit tersebut karena ketakutan membuat diri menjadi cemas. Kecemasan itu sendiri merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, namun reaksi setiap individu pada umumnya menghadapi stress terkadang disertai akan kemunculan sebuah kecemasan. Kecemasan itu telah berubah menjadi penyimpangan apabila individu tersebut tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam menghadapi sebuah situasi terutama untuk situasi yang buruk.
Penyebab kecemasan secara neurotik adalah dengan memasukan persepsi diri sendiri, dimana individu beranggapan bahwa dirinya berada dalam kondisi ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya. Perasaan-perasaam tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu.
Gejala-gejala yang umumnya terjadi apabila menghadapi sebuah kecemasan, namun masing-masing individu memiliki kadar yang berbeda-beda untuk setiap gejalanya, Antara lain :
1. Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
2. Rasa sakit atau nyeri pada dada
3. Rasa sesak napas
4. Berkeringat secara berlebihan
5. Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
6. Gangguan tidur
7. Tubuh gemetar
8. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan berkeringat
9. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).
Belakangan ini, kecemasan itu menjadi sebuah ketakutan. Hal inilah yang menjadi motivator dalam kehidupan, tanpa disadari kegiatan hidup sehari-hari. Hal apa yang kita lakukan tidak bisa lepas dari hasrat ketakutan, karena setiap tindakan ada unsur rasa ketakutan.
Takut itu sendiri dapat muncul karena berbagai faktor, seperti :
- adanya sebuah rasa cemas yang berlebihan,
- adanya proses traumatis yang terjadi hingga berakibat buruk dan menjadikan beban secara psikologis,
- adanya efek eksternal dari individu yang seolah-olah menjadi sebuah beban secara psikologis.
- kecemasan kronis secara terus menerus dalam mencakup situasi hidup, misalnya: cemas akan terjadi kecelakaan, dan lain-lain.
- adanya sebuah 'kepanikan' dan ketidakmampuan individu untuk mengatasinya.
Kalau menurut Anda, ketakutan yang Anda hadapi itu seperti apa? dan bagaimana Anda menyikapinya ?.
Sebagai seorang makhluk sosial, manusia memiliki kemampuan untuk menilai sesuatu dengan pikirannya dalam kondisi sadar bahkan tanpa sadarnya. Menilai suatu hal baik atau buruk, menjawab ya atau tidak, memutuskan benar atau salah. Tetapi yang sering terjadi adalah ketidakmampuan manusia itu sendiri untuk merespons situasi itu. Hal yang paling dinyana adalah takut. Luasnya perspektif dan imajinatif manusia itu sendiri menjadikan sebuah awal langkah yang buruk untuk menghadapi sebuah situasi. Adanya kecenderungan untuk membayangkan hal-hal yang akan terjadi dengan sebuah situasi yang terburuk menjadi malapetaka di awalnya. terlalu cemas.
Hidup di dunia ini memang penuh dengan misteri, tidak seorang pun akan mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi di kemudian hari. Oleh karena itu, manusia diberi kemampuan oleh Yang Maha Kuasa untuk bisa mengatasi kecemasan dalam hidupnya.
Setiap manusia pasti pernah merasakan sebuah kecemasan hingga menjadi ketakutan. entah itu cuma sementara atau hingga yang berlarut-larut dan menjadi akut. Tidak memerlukan perbedaan gender untuk mengalami kondisi seperti ini. Semua manusia pasti pernah merasakan hal ini, pria maupun wanita, namun kemampuan masing-masing fungsi otak kanan ataupun kiri manusia itu berpengaruh besar dalam kemampuan mengatasi kecemasan ini. Mengatasi ketakutan ini. Kemampuan untuk mengendalikan otak kanan maupun otak kirinya.
Sekedar informasi bahwa manusia memiliki sebuah otak besar (cerebum) yang dibagi menjadi belahan (hemisfer) kiri dan belahan kanan, atau bisa kita sebut otak kanan dan otak kiri. Nah, walaupun masih merupakan kesatuan fungsi otak kanan dan otak kiri manusia ternyata mempunyai fungsi yang berbeda. Fungsi Otak Kanan; berfungsi dalam perkembangan emotional quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh. Sedangkan Fungsi otak kiri; berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Bagian otak ini merupakan pengendali intelligence quotient (IQ). Daya ingat otak bagian ini juga bersifat jangka pendek.
Kemampuan otak kiri manusia untuk bisa dikendalikan lebih baik menjadikan kondisi kecemasan itu menjadi lebih bisa terkontrol. Tidak membawa suasana cemas itu ke dalam emosi, sehingga lebih mampu untuk berpikir secara nalar dan logika. Banyak orang merasakan cemas bahkan menjadi takut akan suatu hal namun tidak mampu untuk menyelesaikan kecemasan dan ketakutan itu. hal ini menjadikan momok yang menakutkan dalam diri manusia itu.
Ketakutan itu tidak perlu dicemaskan, namun perlu untuk diselesaikan. Seringnya manusia takut untuk menyelesaikan ketakutan itu karena tidak percaya diri dengan kemampuan dirinya sendiri atau takut untuk mengalami kegagalan. Bahkan takut untuk mencoba untuk mengawali ketakutan itu. Dan hasilnya adalah NOL. Tidak menyelesaikan masalah tersebut hanya menambah perbendaraan masalah saja. Jangan sampai ketakutan itu menjadi
Oleh karena itu, kecemasan merupakan suatu sensasi aphrehensif atau takut yang menyeluruh. Hal ini merupakan suatu kewajaran atau normal saja, akan tetapi bila hal ini terlalu berlebihan maka dapat menjadi suatu yang abnormal. Sedangkan gangguan kecemasan yang menyeluruh adalah suatu tipe gangguan kecemasan yang melibatkan kecemasan persisten yang sepertinya “mengapung bebas” (Free floating) atau tidak terikat pada suatu yang spesifik.
Bagi saya, tidak ada salahnya untuk mencoba. Mencoba untuk melawan rasa takut itu. Sedikit penasaran namun toh akhirnya kita akan mengetahui hasilnya dengan pasti. Itu jauh lebih baik. dibandingkan hanya mendengarkan pendapat orang lain atau pun sudah merasa takut dahulu untuk mengatasi rasa ketakutan itu. Hanya diri kita sendiri yang tahu pasti bagaimana menilai kemampuan diri kita sendiri, jika kita sendiri percaya diri dengan kemampuan kita, dipastikan ketakutan itu sendiri tidak akan hadir dalam hidup kita.
Sekedar informasi bahwa manusia memiliki sebuah otak besar (cerebum) yang dibagi menjadi belahan (hemisfer) kiri dan belahan kanan, atau bisa kita sebut otak kanan dan otak kiri. Nah, walaupun masih merupakan kesatuan fungsi otak kanan dan otak kiri manusia ternyata mempunyai fungsi yang berbeda. Fungsi Otak Kanan; berfungsi dalam perkembangan emotional quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh. Sedangkan Fungsi otak kiri; berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Bagian otak ini merupakan pengendali intelligence quotient (IQ). Daya ingat otak bagian ini juga bersifat jangka pendek.
Kemampuan otak kiri manusia untuk bisa dikendalikan lebih baik menjadikan kondisi kecemasan itu menjadi lebih bisa terkontrol. Tidak membawa suasana cemas itu ke dalam emosi, sehingga lebih mampu untuk berpikir secara nalar dan logika. Banyak orang merasakan cemas bahkan menjadi takut akan suatu hal namun tidak mampu untuk menyelesaikan kecemasan dan ketakutan itu. hal ini menjadikan momok yang menakutkan dalam diri manusia itu.
Ketakutan itu tidak perlu dicemaskan, namun perlu untuk diselesaikan. Seringnya manusia takut untuk menyelesaikan ketakutan itu karena tidak percaya diri dengan kemampuan dirinya sendiri atau takut untuk mengalami kegagalan. Bahkan takut untuk mencoba untuk mengawali ketakutan itu. Dan hasilnya adalah NOL. Tidak menyelesaikan masalah tersebut hanya menambah perbendaraan masalah saja. Jangan sampai ketakutan itu menjadi
Oleh karena itu, kecemasan merupakan suatu sensasi aphrehensif atau takut yang menyeluruh. Hal ini merupakan suatu kewajaran atau normal saja, akan tetapi bila hal ini terlalu berlebihan maka dapat menjadi suatu yang abnormal. Sedangkan gangguan kecemasan yang menyeluruh adalah suatu tipe gangguan kecemasan yang melibatkan kecemasan persisten yang sepertinya “mengapung bebas” (Free floating) atau tidak terikat pada suatu yang spesifik.
Bagi saya, tidak ada salahnya untuk mencoba. Mencoba untuk melawan rasa takut itu. Sedikit penasaran namun toh akhirnya kita akan mengetahui hasilnya dengan pasti. Itu jauh lebih baik. dibandingkan hanya mendengarkan pendapat orang lain atau pun sudah merasa takut dahulu untuk mengatasi rasa ketakutan itu. Hanya diri kita sendiri yang tahu pasti bagaimana menilai kemampuan diri kita sendiri, jika kita sendiri percaya diri dengan kemampuan kita, dipastikan ketakutan itu sendiri tidak akan hadir dalam hidup kita.
Menjadi diri sendiri dan percaya dengan kemampuan diri sendiri.
Ketakutan itu akan hilang sejalan dengan kita mengetahui kemampuan diri kita secara penuh. Tidak ada salahnya jika kita menyelesaikan rasa ketakutan kita itu dengan melawan ketakutan itu sendiri. misalnya, jika kita takut akan laba-laba maka tidak ada salahnya jika mendekatkan diri dengan laba seperti memegang tubuh laba-laba tersebut dan tidak berpikiran takut dan buruk tentang laba-laba itu sendiri. memang memerlukan proses dan waktu namun dengan seringnya waktu untuk mengatasi rasa ketakutan itu pasti akan berangsur-angsur hilang rasa takut itu.
Jika kita ingin mengetahui kebenaran, maka kita akan melakukan kesalahan. Jika kita ingin mengetahui jawaban, maka kita melakukan percobaan. Jika kita ingin kesuksesan maka kita akan mengalami kegagalan. Jika kita ingin merasakan cinta maka kita akan mengalami patah hati.
Ketakutan itu harus dilawan, Kawan....!!!!!
Jika kita ingin mengetahui kebenaran, maka kita akan melakukan kesalahan. Jika kita ingin mengetahui jawaban, maka kita melakukan percobaan. Jika kita ingin kesuksesan maka kita akan mengalami kegagalan. Jika kita ingin merasakan cinta maka kita akan mengalami patah hati.
Ketakutan itu harus dilawan, Kawan....!!!!!
With Life,
MKS
Jakarta 23 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar