Sabtu, 17 Maret 2012

Ada dan Tiada


Kehidupan







Sering kali kita tak tahu untuk mengucapkan sepatah kata kepada Dia...  
Bahkan kita menjadi tergugu hingga membisu dan tak tahu untuk berucap apa pun pada diri ini ...  
Kepada orang tua ... kepada Dia yang kita sebut sahabat  

Bahkan kepada TUhan... 

Kita hanya bisa berjalan terus tanpa berhenti
Mengikuti Dia yang mengendalikan waktu
Hingga mempercayai dan menerima Dia
Berakhir dengan ketaksanggupan untuk bertanya lagi ... perih
Hanya kesenangan semu yang kita anggap sebagai obat  
Pelipur lara dan kesempitan pikiran  

Berpikir kosong ... apakah pahit atau hambar rasanya hanya bisa kita reguk tanpa jiwa....  
Seperti dalam pelukan Dia yang selalu kita anggap sebagai dewa ... 
yang mampu memuaskan dahaga ... 
Pikiran ... nafsu ... raga  

Kepastian Dia ... setitik jawaban 
Atas anugrah Tuhan ... sekiranya Aku hanya hidup satu kali ... amin 

Untuk apa Aku bertitah di atas alas dunia ini
Inginku berlari dan bertanya kepada Tuhan dari lubuk sanubari
Ibaanku kepada Dia dari seonggok bangkai ...


"inilah bagianmu ... Dia ... inilah yang terbaik yang kuberikan"  
  
Seperti tumbuhan yang menggeliat berusaha tumbuh perkasa di tanah gersang 
Jauh dari keramaian dan orang yang perduli 
Berharap hujan layaknya air mata bak setetes embun yang mudah menguap ...  
Aku hanya hidup dari yang diberikan Tuhan ... Diri ini  

Khalifah pun hanya lewat memandang sebelah mata ... kadang mencibir ...  
Padahal Aku telah berusaha berikan segala keindahan dan kehidupan bagi dunia 
Lambaian daunku hanya layaknya lirikan mata penuh iba penjaja tubuh dipinggir jalan...  
Pengorbanan tubuhku hanya berakhir di perserakan ibukota ...  
Tidak lebih baik dari sebuah tumpukan barang hina ... sampah tak bertuan ...  
masih diperdulikan sang pemulung kehidupan ...  

Aku antara Ada dan Tiada ...














with life, 




MKS
Jakarta, 17 maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar