"Mother, How Are You Today ?", Said little Krakatao. Sebuah sapaan dari seorang anak kepada ibunya yang memiliki sebuah kenangan yang akan selalu diingat dunia bukan hanya karena kemarahannya pada tahun 1883 namun kekhawatiran tersebut menular kepada sang anak kini. Maka tidak mengherankan jika gunung Anak Krakatau ini merupakan salah satu gunung yang menjadi pengamatan oleh ahli gunung Indonesia, bahkan Anak Krakatau mendapatkan keistimewaan menjadi satu dari 100 gunung berapi yang terus dipantau NASA melalui satelit Earth Observing-1 atau EO-1. Meskipun masih aktif, gunung Anak Krakatau kini menjadi primadona terutama bagi pecinta jalan-jalan atau Traveller baik lokal maupun mancanegara salah satunya adalah saya.
Bagaimana dengan Anda ?.
Gugusan kawasan Krakatau terdiri dari 3 pulau besar yakni, pulau Sertung, pulau Rakata, dan pulau Panjang. Diantara ketiga pulau inilah gunung Anak Krakatau berdiam. Konon, gugusan pulau awalnya merupakan satu bagian dari gunung Krakatau. Kemudian gunung Krakatau memuntahkan letusan yang hebat tahun 1883 sehingga membuat gunung tersebut terpisah menjadi 3 bagian. kemunculan gunung anak Krakatau dari permukaan air laut sendiri baru disadari pada tahun 1927, atau sekitar 45 tahun setelah letusan dahsyat tersebut. Yang uniknya, gunung selalu bertambah tinggi setiap tahunnya. Bahkan sejak kemunculannya pada tahun 1927 hingga sekarang tingginya telah mencapai 230 mdpl.
'Rumah' bagi ibu dan Anak Krakatau termasuk kawasan ekowisata yang menyimpan banyak sumber daya alam hayati sepeninggal peristiwa terdahsyat 1883 sehingga kawasan ini termasuk salah satu cagar alam dan dilindungi oleh pemerintah, Cagar Alam Krakatau. Dilindungi karena untuk menjaga kelestariannya serta kondisi gunung Anak Krakatau yang masih labil sehingga untuk bisa mendaki atau trekking gunung Anak Krakatau tidak bisa setiap saat terutama ketika kondisinya batuk-batuk serta harus dipandu oleh rangger yang sudah berpengalaman. Menilik secara langsung dan menyaksikannya sisa-sisa semburan gunung Anak Krakatau tahun 2011 menjadi sebuah euforia tersendiri bagi saya. Bahkan ketika saya sudah berada di gunung ini, saya dapat membayangkan seperti apa saat peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Dahsyat.
Gunung Anak Krakatau memang dibuka untuk tujuan objek wisata. Bahkan daya tarik Krakatau justru saat kondisi aktif mengeluarkan asap tebal dan debu vulkanik. Meskipun sudah dibuka untuk tujuan wisata, pengunjung tetap harus berhati-hati. Hingga kini Traveller yang ingin merasa 'dekat' dengan gunung Anak Krakatau hanya diperbolehkan berada dalam radius dua kilometer dari kawah atau sampai batas lereng. Lebih dikenal dengan Patok 9. Bagaimanapun juga, gunung Anak Krakatau tergolong berbahaya bagi siapa pun yang mendekati. Lebih baik meminimalkan resiko yang mungkin akan terjadi.
Selama pendakian gunung Anak Krakatau, terbentang sebuah hamparan pasir hitam hasil muntahan atau erupsi gunung Anak Krakatau dan kondisi topografi yang cukup miring sekitar 30 derajat. Sehingga membutuhkan ekstra tenaga serta adanya angin kencang terkadang menjadi penghalang selama pendakian. Sedangkan vegetasi yang terbentuk sepanjang jalur pendakian menuju Patok 9 banyak didominiasi oleh tanaman sejenis pinus serta tanaman merambat. Semakin tinggi pendakian, Anda akan menyaksikan pulau-pulau di sekitar gunung Anak Krakatau. Bahkan sang 'Ibu'. Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan Anda sudah bisa berada di patok teraman, Patok 9. Tidak salah jika status gunung Anak Krakatau aktif, semburan asap belerang masih banyak muncul dari setiap sisi lereng gunung Anak Krakatau sehingga hal inilah yang menjadi salah satu alasan lain dengan tidak diperkenankannya mendaki hingga puncak gunung.
Berada di lereng gunung Anak Krakatau sambil memandang ke seberang sang 'Ibu' seperti merasakan sebuah pelukan terhangat dan kasih sayang. Hal ini membuat saya melamun dan membayangkan pelukan tersebut adalah pelukan ibu terhadap saya. Dan saya hanya bisa bertanya dari sini dari hati "Ibu, Apa Khabar mu disana hari ini? Semoga Ibu sehat selalu ". Salam.
Selamat jalan-jalan dan selamat melakukan perjalanan.
With Leisure
MKS
Krakatau, 27 May 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar