Saya merasa beruntung tinggal di sebuah negara yang kaya dengan kejutan-kejutan yang ada di setiap wilayahnya. Terutama dengan anugerah dari sang pencipta, Matahari. Saya tinggal di sebuah negara yang kaya dengan pancaran sinar matahari setiap saat. Tidak pernah kekurangan walaupun hanya memiliki 2 musim saja ; musim kemarau dan musim hujan. Namun, dari sinilah daya tarik itu semakin menggelitik saya untuk melakukan sebuah perjalanan di Indonesia terutama di tempat-tempat yang memiliki sebuah ciri khasnya merupakan sebuah kebanggaan tersendiri dan menyaksikan secara langsung. Sehingga tidak heran jika banyak wisatawan asing berkunjung ke Indonesia hanya untuk 'mencari' cahaya dari matahari. Menikmati keindahannya terutama dengan eksotisme sinar matahari dengan Alfa dan Omega nya. Pertemuan dan perpisahan. Sunrise dan Sunset.
Sunrise.
"Selamat pagi...!!!". Saya sungguh bersyukur setiap kali bisa menghirup udara di pagi hari dari Sang Pencipta. karena berawal dari hirupan inilah, kehidupan saya dimulai. Tanpa peristiwa ini, saya rasanya mati. Demikian juga matahari. Sungguh bersyukur bahwa kita masih diberikan anugerah untuk menikmati sinar mentari di pagi hari. Saya tidak bisa membayangkan apabila Sang Pencipta tidak mengijinkan matahari menyapa manusia-manusia di bumi. Sebuah pertemuan yang memberikan kesan tersendiri. Kesan dinamis. Sulit rasanya untuk dikatakan tapi 'the day' atau hari 'Kiamat' sudah berada di hadapan Anda. [Amit..amit..]. Oleh karena, saya selalu mencoba untuk mengabadikan peristiwa sang mentari untuk memulai memperagakan kekuasaannya di bumi terutama di tempat-tempat yang saya kunjungi.
Sunrise di Karimun Jawa
Sunrise di Bromo
Sunrise di Krakatau
Sunrise di Batu Karas
Sunset.
"Selamat petang...!!". Ada Terang ada gelap. Ada pagi ada malam. Ada terbit ada tenggelam. Rasa syukur harus selalu terucap ketika sepanjang hari sudah menjalankan segala aktifitas tanpa mengalami sesuatu apapun. Dapat melihat terang dan akan berpisah dengannya menjadikan sebuah bagian yang sulit untuk dihilangkan. Keharusan untuk sungguh bersyukur bahwa kita masih diberikan anugerah untuk menikmati sinar mentari sepanjang hari dan harus diakhiri dengan sebuah kata perpisahan dengan sang mentari. Perpisahan yang romantis. Berharap perpisahan ini tidak untuk selamanya tapi semua dikembalikan kepada Sang Pencipta lagi. Saya, Kita, masih bisakah untuk diijinkan melihat matahari lagi ?. Oleh karena, saya selalu mencoba untuk mengabadikan peristiwa sang mentari untuk mengakhiri kekuasaannya di bumi terutama di tempat-tempat yang saya kunjungi.
Sunset di Jakarta
Sunset di Malimbu
Sunset di Karimun Jawa
Sunset di Makasar
Saya mengagumi sang mentari apapun itu. Menurut Anda, bagian mana yang paling Anda suka ?. Sunrise atau Sunset ?. Di awal atau di akhir ?. Pertemuan atau perpisahan ?. Namun, semuanya itu teriringi dengan sebuah rasa bersyukur akan segala sesuatu yang terjadi. Baik ataupun buruk, semua terjadi karena sebuah alasan untuk tidak menyalahkan diri maupun Sang Illahi. Namun, apapun yang terjadi haruslah menjadi diri sendiri dan bersyukur dengan apapun yang dialami. Suka ataupun duka.
With Leisure & Life,
MKS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar