Jumat, 16 November 2012

Enterprenuer Digital


Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian dan memiliki sebuah kebutuhan demi pemuasan keinginan diri manusia itu sendiri. Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki beberapa tingkatan akan kebutuhan hidup dan akan selalu berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut sepanjang masa hidupnya. Oleh karena itu, secara naluri bahwa setiap manusia ingin dan akan mewujudkan kebutuhannya dengan mendapatkan kepuasan tersebut walaupun harus dengan sebuah pengorbanan. Uang misalnya.

Sebuah lelucon yang rasional sering terdengar oleh saya sendiri dimanapun saya berada dan bahkan oleh saya sendiri melakukannya. “Hei... hari gini, semuanya pakai duit. Pipis aja bayar seribu..”. Sadis namun itulah sebuah kenyataan akan kehidupan. Apa-apa harus dengan uang. Sehingga tidaklah mengherankan jika uang atau duit merupakan sebuah barang yang sangat penting dan diyakini mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia. Apapun itu. Tanpa uang, tidak akan ada kepuasan. Tanpa perlu kompromi. Guyonannya ; “NO MONEY, NO DONG”

 
Perkembangan keuangan di era modern semakin bergerak ke arah keuangan yang meminimalkan perputaran uang secara langsung. Teknologi dan uang tidak bisa dipandang dengan sebelah mata. Bahkan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga mampu memberikan ide-ide kreatif dalam pemanfaatan teknologi tersebut khususnya bagi penyedia jasa layanan keuangan semisal bank. Salah satunya teknologi dalam hal transaksi perbankan adalah dengan penggunaan kartu pintar. Dengan sebuah kartu, konsumen dapat memenuhi kebutuhannya. Oleh karenanya, penggunaan layanan kartu baik debit maupun kredit semakin dikembangkan oleh semua penyedia jasa layanan keuangan. Selain meminimalkan perputaran uang palsu, transaksi dengan kartu juga lebih aman dan efisien di sisi konsumen sendiri. Selain itu, konsumen tidak harus repot-repot membawa uang banyak jika ingin membeli sesuatu. Di sisi lain, bank juga mendapatkan keuntungan juga dari transaksi tersebut. Namun bank tetap menyediakan teknologi untuk transaksi lain yang menggunakan jasa Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bahkan semakin dimaksimalkan. Sehingga konsumen tidak perlu repot-repot menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengantri di Teller untuk satu transaksi saja. Cukup dengan transaksi melalui ATM, konsumen dapat melakukan banyak transaksi dan menghemat waktu. Bahkan tidaklah mengherankan jika perkembangan transaksi yang menggunakan layanan kartu dan ATM semakin meningkat tajam per tahunnya. Sebuah prinsip yang berusaha memaksimalkan keinginan dan kepuasan konsumen menjadi sebuah keharusan dan wajib bagi semua penyedia jasa layanan keuangan.  Do what customer wants”.

Dalam hukum ekonomi dasar, dimana ada penjual disitu ada pembeli dan sama-sama berada dalam sebuah pasar. Sehingga terjadi sebuah transaksi jual beli. Ada sebuah proses perpindahan dari sebuah kesepakatan bersama. “Loe jual, Gue Beli”. Istilahnya begitu. “Deal; Bayar”. Dan hal inilah dinamakan dengan bisnis.

Belakangan ini dunia bisnis di Indonesia saat ini sudah mengarah ke arah bisnis yang bergerak social marketing. Boleh dibilang, saat ini sedang maraknya bisnis-bisnis yang berskala kecil namun sudah seperti menggurita yang sudah banyak dilakukan oleh calon-calon entrepreneur besar. Bisnis yang dijalankan memang bukan bisnis berskala besar tetapi kebanyakan bisnis retail. Bisnis yang dijual juga hanya dalam unit-unit kecil dengan harga yang tidak terlalu mahal atau sesuai kantong bahkan lebih murah jika dibandingkan dengan toko. Barang-barang yang diperjualbelikan oleh enterpreneur skala kecil ini seperti produk pakaian, aksesoris wanita, sepatu bahkan makanan. Jika dahulu perkembangan enterprenuer mengikuti dengan pola Venus Marketing namun belakangan ini para pria juga ikut terkontaminasi dengan bisnis retail seperti ini. Apakah itu sebagai penjual maupun sebagai pembelinya. Pola pergeseran inilah yang menjadi sebuah ceruk pasar yang jika jeli mampu memberikan omset atau penghasilan yang lumayan menggiurkan. Bahkan kini, bisnis seperti ini lebih dirasakan manfaatnya jika dibandingkan dengan pekerjaan utama. Income atau penghasilannya bahkan bisa mencapai jutaan rupiah per bulannya.
Namun apakah arti dari social marketing itu sendiri? Social marketing adalah sebuah bisnis yang dijalankan dengan memanfaatkan jasa layanan jejaring social, seperti Facebook, Twitter, MySpace, Blog, bahkan layanan instant messaging (BBM) untuk proses penjualan, promosi dan pemasaran produk-produk bisnisnya dan meminimalkan pertemuan secara langsung antara penjual dan pembeli untuk harus bertemu secara bertatap muka satu sama lain demi sebuah kata sepakat. Sebuah bisnis yang sangat menjunjung tinggi sebuah kata “KEJUJURAN” dari kedua belah pihak.
Boleh dibilang bisnis yang berkembang seperti ini di Indonesia terutama di kota besar seperti Jakarta jika diibaratkan sedang lucu-lucu-nya. Bak bisnis yang semakin menggurita yang menebarkan tentakel-tentakel entreprenur-enterprenuer didukung dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini dan semakin meleknya para pengguna teknologi tersebut dan haus akan kebutuhan teknologi dan informasi terutama di kalangan penduduk ibukota mengakibatkan sumber informasi yang berkembang terutama hal-hal yang up-to-date sangat cepat. Bahkan hanya dalam hitungan detik, informasi tersebut dapat diterima dengan sebuah layanan informasi yang realtime. Sehingga bisnis yang dijalankan juga menjadi sangat terbantu.
Teknologi seperti inilah yang menjadikan pelopor munculnya inisiatif dan pola pikir kreatif yang menjadikan bahwa social media bukan hanya sebagai bagian dari lifestyle saja tapi dimanfaatkan menjadi sebuah panduan ke arah yang lebih menghasilkan. Terutama dalam hal income atau penghasilan. Bahkan tidak mengherankan jika bisnis seperti ini mampu menjadi sumber penghasilan utama bukan hanya sebagai sambilan lagi.
Jika dahulu, apabila seseorang ingin membuka sebuah usaha atau bisnis maka ada banyak pertimbangan-pertimbangan yang menjadi perhatian utama dan terkadang jauh di bawah tingkar rasio keuangan untuk memulai sebuah bisnis dan biayanya besar ; seperti lokasi tempat usaha, modal awal, mengurus perijinan usaha ini-itu hingga hal-hal yang berbau siluman. Itu baru mengawali bisnis atau usaha namun perkembangan keuntungannya belum diketahui. Namun, belakangan ini semua hal untuk memulai usaha atau bisnis semakin dipermudah terutama dengan adanya kemajuan teknologi. Untuk memulai bisnis tidak perlu direpotkan dengan modal yang besar untuk mengurus semuanya bahkan enterprenuer cukup di rumah saja atau sambil bekerja di pekerjaan utamanya sudah bisa untuk menjalankan usahanya. Namun yang pasti enterpreneur tersebut harus tetap On-line. Cukup bermodalkan layanan teknologi digital semua sudah kebutuhan mampu terpenuhi. Bagi konsumen, apabila dahulu jika ingin berbelanja dan memilikinya maka konsumen tersebut harus langsung pergi ke pusat perdagangan/mall/plasa/pasar dan menuju ke toko/outlet untuk mencoba dan memilih satu per satu barang yang akan dibeli kemudian membayarnya. Namun kini, konsumen cukup buka handphone/gadget/laptopnya dan langsung mencari barang yang diinginkannnya maka ribuan informasi akan langsung muncul dan konsumen tinggal memilih mana yang dirasakan cocok dan sesuai dengan keinginannya. Tidak harus pergi ke tokonya sehingga menghemat waktu dan tenaga. Untuk pembayaran, konsumen juga tidak direpotkan lagi. Transaksi pembayaran bisa dilakukan melalui kartu kredit atau kartu debit (ATM) atau melalui internet banking. Seperti slogan Life is Your hand, semua kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik dam semuanya dalam gengaman konsumen. Waktu pengiriman juga tidak terlalu lama dengan standard yang 2-3 hari. Itupun jika 3 hari sudah berada di luar jawa dan transportasi untuk pengirimannya memang sulit. Sebuah bisnis yang dirasakan cukup efektif dan mengena ke konsumen.  
Keuntungan yang paling dirasakan dari bisnis yang saya sebut dengan bisnis digital adalah konsumen dan penjual akan menghemat banyak waktu hanya untuk membeli satu-dua barang. Cukup lihat, setuju, kemudian bayar transaksi tersebut maka akan banyak memangkas waktu konsumen yang terbuang percuma jika dipaksa membeli di pusat pembelanjaan. Selain itu, bagi sebagian penjual atau etnterprenuer melakukan bisnis seperti ini lebih menyenangkan karena menjalankannya dengan adanya sebuah passion dalam dirinya juga waktunya lebih fleksibel dan terbebas dari kemacetan terutama jika tinggal di Jakarta.  
Pengalaman saya dengan bisnis social marketing seperti ini cukup efektif dan langsung mengena pada sasarannya, terutama untuk masyarakat di ibukota. Perkembangan teknologi yang cepat, informasi yang akurat dalam hitungan detik hingga keterbatasan waktu menjadi sponsor utama dalam bisnis yang berkaitan dengan perkembangan digital dan berbentuk social marketing. Cukup dengan mengikuti perkembangan teknologi dan melek dengan informasi digitalnya maka tahap untuk memulai sebuah usaha ataupun bisnis akan semakin ringan. Tidak perlu harus membayangkan akan kegagalan. Suatu proses tidak akan diketahui hasil akhirnya jika tidak pernah untuk diawali. Jangan pernah untuk takut untuk memulai. Yakin dan percayalah. Itulah sebuah bisnis dan menjadi seorang Enterpreneur Digital.


regards, 

@mungkasmks
Jakarta, 16 Nov 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar