Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian dan memiliki sebuah kebutuhan demi pemuasan keinginan diri manusia itu sendiri. Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki beberapa tingkatan akan kebutuhan hidup dan akan selalu berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut sepanjang masa hidupnya. Oleh karena itu, secara naluri bahwa setiap manusia ingin dan akan mewujudkan kebutuhannya dengan mendapatkan kepuasan tersebut walaupun harus dengan sebuah pengorbanan. Uang misalnya.
Sebuah lelucon yang rasional sering terdengar oleh saya sendiri
dimanapun saya berada dan bahkan oleh saya sendiri melakukannya. “Hei...
hari gini, semuanya pakai duit. Pipis aja bayar seribu..”. Sadis namun
itulah sebuah kenyataan akan kehidupan. Apa-apa harus dengan uang. Sehingga
tidaklah mengherankan jika uang atau duit merupakan sebuah barang yang sangat
penting dan diyakini mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia. Apapun itu. Tanpa
uang, tidak akan ada kepuasan. Tanpa perlu kompromi. Guyonannya ; “NO MONEY, NO DONG”
Perkembangan keuangan di era modern semakin bergerak ke arah
keuangan yang meminimalkan perputaran uang secara langsung. Teknologi dan uang
tidak bisa dipandang dengan sebelah mata. Bahkan dengan adanya perkembangan
teknologi yang semakin pesat sehingga mampu memberikan ide-ide kreatif dalam
pemanfaatan teknologi tersebut khususnya bagi penyedia jasa layanan keuangan
semisal bank. Salah satunya teknologi dalam hal transaksi perbankan adalah dengan
penggunaan kartu pintar. Dengan sebuah kartu, konsumen dapat memenuhi
kebutuhannya. Oleh karenanya, penggunaan layanan kartu baik debit maupun kredit
semakin dikembangkan oleh semua penyedia jasa layanan keuangan. Selain
meminimalkan perputaran uang palsu, transaksi dengan kartu juga lebih aman dan
efisien di sisi konsumen sendiri. Selain itu, konsumen tidak harus repot-repot
membawa uang banyak jika ingin membeli sesuatu. Di sisi lain, bank juga
mendapatkan keuntungan juga dari transaksi tersebut. Namun bank tetap
menyediakan teknologi untuk transaksi lain yang menggunakan jasa Anjungan Tunai
Mandiri (ATM) bahkan semakin dimaksimalkan. Sehingga konsumen tidak perlu
repot-repot menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengantri di Teller untuk
satu transaksi saja. Cukup dengan transaksi melalui ATM, konsumen dapat
melakukan banyak transaksi dan menghemat waktu. Bahkan tidaklah mengherankan
jika perkembangan transaksi yang menggunakan layanan kartu dan ATM semakin
meningkat tajam per tahunnya. Sebuah prinsip yang berusaha memaksimalkan
keinginan dan kepuasan konsumen menjadi sebuah keharusan dan wajib bagi semua
penyedia jasa layanan keuangan. “Do
what customer wants”.
Dalam hukum ekonomi dasar, dimana ada penjual disitu ada pembeli
dan sama-sama berada dalam sebuah pasar. Sehingga terjadi sebuah transaksi jual
beli. Ada sebuah proses perpindahan dari sebuah kesepakatan bersama. “Loe
jual, Gue Beli”. Istilahnya begitu. “Deal; Bayar”. Dan hal inilah
dinamakan dengan bisnis.
Belakangan ini dunia bisnis di Indonesia saat ini sudah mengarah
ke arah bisnis yang bergerak social
marketing. Boleh dibilang, saat ini sedang maraknya bisnis-bisnis yang
berskala kecil namun sudah seperti menggurita yang sudah banyak dilakukan oleh
calon-calon entrepreneur besar. Bisnis yang dijalankan memang bukan bisnis
berskala besar tetapi kebanyakan bisnis retail. Bisnis yang dijual juga hanya
dalam unit-unit kecil dengan harga yang tidak terlalu mahal atau sesuai kantong
bahkan lebih murah jika dibandingkan dengan toko. Barang-barang yang
diperjualbelikan oleh enterpreneur skala kecil ini seperti produk pakaian,
aksesoris wanita, sepatu bahkan makanan. Jika dahulu perkembangan enterprenuer
mengikuti dengan pola Venus
Marketing namun belakangan
ini para pria juga ikut terkontaminasi dengan bisnis retail seperti ini. Apakah
itu sebagai penjual maupun sebagai pembelinya. Pola pergeseran inilah yang
menjadi sebuah ceruk pasar yang jika jeli mampu memberikan omset atau
penghasilan yang lumayan menggiurkan. Bahkan kini, bisnis seperti ini lebih
dirasakan manfaatnya jika dibandingkan dengan pekerjaan utama. Income atau
penghasilannya bahkan bisa mencapai jutaan rupiah per bulannya.
Namun apakah arti dari social
marketing itu sendiri? Social marketing adalah sebuah bisnis yang dijalankan
dengan memanfaatkan jasa layanan jejaring social, seperti Facebook, Twitter, MySpace, Blog,
bahkan layanan instant messaging (BBM) untuk proses penjualan, promosi dan
pemasaran produk-produk bisnisnya dan meminimalkan pertemuan secara langsung
antara penjual dan pembeli untuk harus bertemu secara bertatap muka satu sama
lain demi sebuah kata sepakat. Sebuah bisnis yang sangat menjunjung tinggi
sebuah kata “KEJUJURAN” dari kedua belah pihak.
Boleh dibilang bisnis yang berkembang seperti ini di Indonesia
terutama di kota besar seperti Jakarta jika diibaratkan sedang lucu-lucu-nya. Bak bisnis yang
semakin menggurita yang menebarkan tentakel-tentakel entreprenur-enterprenuer
didukung dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini dan semakin
meleknya para pengguna teknologi tersebut dan haus akan kebutuhan teknologi dan
informasi terutama di kalangan penduduk ibukota mengakibatkan sumber informasi
yang berkembang terutama hal-hal yang up-to-date sangat cepat. Bahkan hanya dalam
hitungan detik, informasi tersebut dapat diterima dengan sebuah layanan
informasi yang realtime.
Sehingga bisnis yang dijalankan juga menjadi sangat terbantu.
Teknologi seperti inilah yang menjadikan pelopor munculnya
inisiatif dan pola pikir kreatif yang menjadikan bahwa social media bukan hanya
sebagai bagian dari lifestyle saja tapi dimanfaatkan menjadi sebuah
panduan ke arah yang lebih menghasilkan. Terutama dalam hal income atau
penghasilan. Bahkan tidak mengherankan jika bisnis seperti ini mampu menjadi
sumber penghasilan utama bukan hanya sebagai sambilan lagi.
Jika dahulu, apabila seseorang ingin membuka sebuah usaha atau
bisnis maka ada banyak pertimbangan-pertimbangan yang menjadi perhatian utama
dan terkadang jauh di bawah tingkar rasio keuangan untuk memulai sebuah bisnis
dan biayanya besar ; seperti lokasi tempat usaha, modal awal, mengurus
perijinan usaha ini-itu hingga hal-hal yang berbau siluman. Itu baru mengawali
bisnis atau usaha namun perkembangan keuntungannya belum diketahui. Namun,
belakangan ini semua hal untuk memulai usaha atau bisnis semakin dipermudah
terutama dengan adanya kemajuan teknologi. Untuk memulai bisnis tidak perlu
direpotkan dengan modal yang besar untuk mengurus semuanya bahkan enterprenuer
cukup di rumah saja atau sambil bekerja di pekerjaan utamanya sudah bisa untuk
menjalankan usahanya. Namun yang pasti enterpreneur tersebut harus tetap On-line. Cukup bermodalkan
layanan teknologi digital semua sudah kebutuhan mampu terpenuhi. Bagi konsumen,
apabila dahulu jika ingin berbelanja dan memilikinya maka konsumen tersebut
harus langsung pergi ke pusat perdagangan/mall/plasa/pasar dan menuju ke
toko/outlet untuk mencoba dan memilih satu per satu barang yang akan dibeli
kemudian membayarnya. Namun kini, konsumen cukup buka
handphone/gadget/laptopnya dan langsung mencari barang yang diinginkannnya maka
ribuan informasi akan langsung muncul dan konsumen tinggal memilih mana yang
dirasakan cocok dan sesuai dengan keinginannya. Tidak harus pergi ke tokonya
sehingga menghemat waktu dan tenaga. Untuk pembayaran, konsumen juga tidak
direpotkan lagi. Transaksi pembayaran bisa dilakukan melalui kartu kredit atau
kartu debit (ATM) atau melalui internet banking. Seperti slogan Life is Your hand, semua
kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik dam semuanya dalam gengaman konsumen.
Waktu pengiriman juga tidak terlalu lama dengan standard yang 2-3 hari. Itupun
jika 3 hari sudah berada di luar jawa dan transportasi untuk pengirimannya
memang sulit. Sebuah bisnis yang dirasakan cukup efektif dan mengena ke
konsumen.
Keuntungan yang paling dirasakan dari bisnis yang saya sebut
dengan bisnis digital adalah konsumen dan penjual akan menghemat banyak waktu
hanya untuk membeli satu-dua barang. Cukup lihat, setuju, kemudian bayar
transaksi tersebut maka akan banyak memangkas waktu konsumen yang terbuang
percuma jika dipaksa membeli di pusat pembelanjaan. Selain itu, bagi sebagian
penjual atau etnterprenuer melakukan bisnis seperti ini lebih menyenangkan
karena menjalankannya dengan adanya sebuah passion dalam dirinya juga waktunya lebih
fleksibel dan terbebas dari kemacetan terutama jika tinggal di Jakarta.
Pengalaman saya dengan bisnis social
marketing seperti ini cukup
efektif dan langsung mengena pada sasarannya, terutama untuk masyarakat di ibukota.
Perkembangan teknologi yang cepat, informasi yang akurat dalam hitungan detik
hingga keterbatasan waktu menjadi sponsor utama dalam bisnis yang berkaitan
dengan perkembangan digital dan berbentuk social
marketing. Cukup dengan mengikuti perkembangan teknologi dan melek dengan
informasi digitalnya maka tahap untuk memulai sebuah usaha ataupun bisnis akan
semakin ringan. Tidak perlu harus membayangkan akan kegagalan. Suatu proses
tidak akan diketahui hasil akhirnya jika tidak pernah untuk diawali. Jangan
pernah untuk takut untuk memulai. Yakin dan percayalah. Itulah sebuah bisnis
dan menjadi seorang Enterpreneur Digital.
regards,
@mungkasmks
Jakarta, 16 Nov 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar